Pola Tidur Polifasik: Eksperimen Waktu Istirahat

Pola Tidur Polifasik: Eksperimen Waktu Istirahat

Tidur biasanya dipahami sebagai 7–8 jam dalam satu siklus malam. Namun, tren baru muncul dengan konsep pola tidur polifasik, yaitu membagi tidur menjadi beberapa sesi pendek dalam sehari.

Polifasik dipercaya meningkatkan produktivitas karena seseorang bisa tetap beristirahat tanpa menghabiskan waktu panjang.

Contohnya, tidur 4 jam di malam hari lalu ditambah 2–3 kali tidur siang singkat. Pola ini dulu dipakai oleh tokoh besar seperti Leonardo da Vinci dan Nikola Tesla.

Keunggulannya adalah lebih banyak waktu untuk berkarya, tanpa kehilangan manfaat tidur.

Generasi muda yang sibuk sering mencoba pola ini sebagai eksperimen gaya hidup.

Namun, riset medis menunjukkan risiko besar jika tidak dilakukan dengan benar. Kekurangan tidur bisa merusak kesehatan jantung, otak, dan sistem imun.

Selain itu, sulit menjaga konsistensi di tengah jadwal kerja atau sekolah yang tidak fleksibel.

Meski kontroversial, pola tidur polifasik tetap menarik perhatian karena menawarkan cara pandang baru terhadap waktu istirahat.

Tidur kini bukan hanya soal kuantitas, tapi juga strategi mengatur energi.